Dua satu enam

Aku pejam mata setiap tanggal dua satu enam tak ada hadiah. Aku kunci rapat mulut setiap tanggal dua satu enam tak ada cake. Aku katup telinga ketap setiap tanggal dua satu enam tak ada kemeriahan orang keliling. Kerna aku lebih peduli tanggal dua satu enam pertama aku bernafas. Tanggal pertama aku letakkan nyawa emak sebagai taruhan. Airmata emak sebagai kegembiraan lahirnya aku. Dan aku tau, emak tak pernah lupakan aku walau jerih lebih raksasa dari bumi. Dari tanggal pertama mungkin, emak serapkan dalam diri aku kekuatan, sehingga aku rasa aku mampu berdiri dengan buta, pekak dan tuli setiap tanggalnya. Dan aku tau, pasti ada segelintir yang meniup doa peluk, lebih dari harga hadiah , kek atau nyanyi nyanyi ketawa. Aku bersyukur lebih dari apa yang aku terlepaskan~